Laman

Kamis, 29 Mei 2014

Sinopsis Angel Eyes Episode 13



Dong Joo datang ke ruangan direktur untuk menanyakan satu hal pada direktur. Direktur yang belum tahu keadaan Dong Joo, menanyakan kesehatan Dong Joo yang nampak kurang sehat di matanya, bahkan memperlihatkan perhatiannya sebagai bapak kepada anaknya. Lumayan lama Dong Joo menjawab pertanyaan direktur karena setiap kalimat yang terucap dari mulut direktur dia membayangkan apa yang telah diketahui dan didengarnya.
Pertanyaan yang keluar dari mulut Dong Joo, mengenai kesungguhan direktur mengirim mereka ke Boston. Dia akan memenuhi permintaan direktur, tentunya setelah menikahi Soo Wan. Direktur menanyakan persetujuan Soo Wan. Dong Joo akan meyakinkan Soo Wan.
Direktur masih curiga dengan sikap Dong Joo dan menanyakan ada yang salah. Dong Joo jawab tidak. Dia pun pergi. Sebelum sampai pintu, Dong Joo berbalik dan berkata jika mereka tidak akan memancing lagi dan mengucapkan selamat tinggal.
Direktur curiga dan heran dengan sikap Dong Joo itu.


Di perjalanan pulang, Dong Joo membayangkan kemungkinan yang terjadi pada ibunya saat dirawat 12 tahun yang lalu. Dia terus berkata tidak, tidak, tidak di dalam hatinya. Dia menepikan mobilnya, dan meyakinkan dirinya tidak memikirkan hal itu, dia hanya harus memikirkan Soo Wan.


Min Soo memasang spanduk menanyakan saksi mata kasus tabrak lari ibunya Dong Joo. Selesainya, dia terkejut mendapat kabar tentang detektif Kim dari telepon.
Detektif Kim terbaring di ruang rawat. dr. Kang yang bertanggung jawab atasnya. Min Soo datang dan menanyakan apa yang terjadi. dr. Kang menjelaskan pasien dioperasi karena mengalami luka di kepala, operasi berjalan lancar, sekarang masih koma dan akan segera bangun. dr. Kang menanyakan riwayat kanker pasien yang terhenti pengobatannya. Dia berharap Min Soo dapat menjaganya.
Setelah dr. Kang pergi, Min Soo mengomel orang seperti apa si pelaku sampai melakukan percobaan pembunuhan di siang bolong.



dr. Oh berbicara melalui telepon dengan Kepala Polisi suruhannya. Dia tidak setuju dengan apa yang dilakukan polisi terhadap detektif Kim. Itu membuat masalah menjadi lebih besar. Tapi kepala polisi memang ingin mengabisi detektif Kim. Jika masalah menjadi besar kepala polisi yang akan menanganinya.
Atas perbuatannya, dia menjamin kalau Jaksa Kang (suami dr.Oh) pasti setuju.



Dong Joo pulang, dia melihat Soo Wan sedang masak. (Apartemen Dong Joo, begitu buka pintu masuk, langsung terlihat dapur). Dia mendatangi Soo Wan dan memeluknya dari belakang. Dong Joo berkata "Aku pulang". Soo Wan menanyakan kemana Dong Joo pergi, tapi Dong Joo berkata "Aku pulang". Soo Wan melepaskan pelukan Dong Joo, lalu bertanya ada masalahkah. Dong Joo malah memeluk Soo Wan dari depan dan berkata apapun terjadi walau itu menyakitkan, jangan pernah berpisah lagi. Soo Wan mengiyakan, lalu melepaskan pelukan Dong Joo dan berkata Dong Joo sangat aneh belakangan ini. Dong Joo malah menjawab dia lapar dan pamit ganti baju. Soo Wan heran dan hanya membiarkannya.


Dong Joo mengantar pulang Soo Wan. Sebelum turun dari mobil, Soo Wan menanyakan kenapa dan kemana Dong Joo saat menghilang. Dong Joo jawab dia butuh waktu sendiri untuk memikirkan sesuatu. Soo Wan menawarkan bantuan. Dong Joo malah mengajak Soo Wan cepat menikah, Soo Wan tersenyum. Dan Dong Joo juga mengajaknya pindah ke Amerika, senyum Soo Wan tadi memudar, lalu menanyakan kenapa tiba-tiba berubah pikiran. Dong Joo berkata bahwa direktur menginginkannya lebih sukses di Amerika. Soo Wan tidak bisa meninggalkan ayahnya sendiri, dan ayahnya tidak serius menyuruh mereka pindah. Selain itu, Soo Wan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, dan dia belum memikirkan jika dia pindah ke Amerika. Dong Joo menyuruh Soo Wan untuk mulai memikirkannya.
Soo Wan tidak senang dengan keputusan sendiri Dong Joo. Dong Joo mengatakan ini keputusan terbaik bagi mereka. Soo Wan masih menganggap ayahnya tidak serius memikirkan masa depan Dong Joo. Dong Joo menyuruh Soo Wan untuk menanyakannya pada ayahnya dan memikirkannya lagi. Soo Wan malah menyuruh Dong Joo yang harus memikirkannya lagi.


Soo Wan turun dari mobil. Dong Joo mengusap mukanya dan menarik napas karena perdebatan mereka.
Soo Wan masuk rumah, lalu mendekati ayahnya yang menunggunya di ruang tamu. Karena melihat wajah putrinya cemberut, ayahnya bertanya, "apa ada yang salah?". Soo Wan ingin bicara mengenai Dong Joo, tapi tidak jadi. Karena penasarasan, ayah bertanya, "apa ada yang salah dengan Dong Joo?" Soo Wan jawab tidak ada apa-apa dan pamit ke kamarnya.
Dong Joo masih di depan rumah Soo Wan sambil melihat ke ruang kerja direktur. Dia menarik napas mencoba menenangkan diri dari masalahnya.


Esok paginya, Hye Joo bersiap untuk mendaki. Dong Joo berpesan agar Hye Joo berhati-hati. Hye Joo berkata kalau kakaknya yang harus hati-hati karena sikap aneh belakangan ini, Dong Joo masuk daftar hitam mereka (Soo Wan dan Hye Joo).


Ji Woon memikirkan apa yang telah dilihat dan didengar dari perdebatan Dong Joo dan dr. Choi.
dr. Choi dapat telepon dari Ji Woon yang ingin bertemu dengannya.
Mereka bertemu di taman RS, Ji Woon langsung menanyakan perdebatan Dong Joo dan dr. Choi waktu itu. dr. Choi menjawab karena dia dokter ibunya Dong Joo saat ibunya meninggal, dan Dong Joo mengingat kejadian itu sehingga emosinya terpancing. Ji Woon bertanya hanya itu? dr. Choi menjawab iya.


dr. Choi langsung melaporkan pertemuan singkatnya dengan Ji Woon pada dr. Oh. dr. Oh menyuruhnya tetap diam sesuai dengan perintah.



Min Soo menemui Soo Wan di kantor Damkar. Min Soo menanyakan tentang Dong Joo. Soo Wan curhat tentang perdebatanya dengan Dong Joo yang belakangan ini terlihat aneh. Min Soo mengatakan mungkin Dong Joo merasa tertekan dengan penyelidikan ulang kasus tabrak lari ibunya.
Soo Wan mengerti dan menawarkan bantuan, tapi Min Soo menolak karena itu tugas detektif. Min Soo menyuruh Soo Wan dan Dong Joo pergi kencan yang belum mereka lakukan.
Min Soo berita dari telepon bahwa detektif Kim sudah sadar. Dia pamit pergi.



Hye Joo mendaki sambil menikmati pemandangan pegunungan. Dia merasa pegunungan Korea yang terbaik. Terlihatnya bunga lonceng di atas batu yang tinggi. Dia memanjat untuk memetiknya. Tapi kakinya terpeset dan jatuh.

Sirene ambulans 119 menuju lokasi Hye Joo. Petugas kesulitan menemukan Hye Joo.
Senior Ki yang pertama menemukan Hye Joo dengan kaki yang terluka. Untungnya tidak patah tapi tidak bisa jalan. Teddy datang buru-buru melihat Hye Joo terluka.
Senior Ki penasaran kenapa Hye Joo bisa terluka. Hye Joo ingin memetik bunga lonceng kesukaan ibunya.

Hye Joo hendak diangkat dengan tandu. Tapi Teddy tidak kuat mengangkatnya. Senior Ki menyuruh Teddy untuk latihan fisik di Damkar nanti. Hye Joo pun takut diangkat dengan tandu. Akhirnya senior Ki yang menggendong Hye Joo. Teddy cemberut karena cemburu.

Senior Ki berlari cepat turun gunung menggendong Hye Joo. Hye Joo memintanya berhenti karena terlalu cepat. Senior Ki memberi bunga lonceng ke Hye Joo yang diambilnya dari sakunya. (baiknya~) Hye Joo senang. Mereka turun kembali.

Sebuah mobil ambulans pengantar organ berjalan cepat menyalip mobil-mobil di depannya. Tiba-tiba mobil sedan hitam berada di depannya, tabrakan tidak terhindar lagi.
Soo Wan yang sedang melihat Dong Joo sedang kerja di ruangannya, mendapat panggilan darurat.
Karena petugas yang biasa tersorot kamera sedang nolong Hye Joo jadi Dong Joo juga ikut ke TKP.


Tidak ada korban luka serius sehingga Dong Joo dan Soo Wan hanya diminta untuk segera mengantarkan organ karenanya operasi tertunda. Mereka segera membawa organ dan menyerahkan pada dokter operasi dan keluarga pasien yang menunggu di luar ruangan. Keluarga pasien mengucapkan terima kasih pada mereka. Dong Joo berkata seharusnya pada pendonornya bukan pada mereka. Keluarga pasien berkata sangat berterima kasih pada pendonor seumur hidup mereka.


Dalam perjalanan pulang, Soo Wan terpikirkan siapa pendonornya. Dia akan menjalani hidup dengan baik demi pendonornya. Dia bertanya pada Dong Joo apa pendonornya akan bangga melihatnya. "Tentu", jawab Dong Joo. Soo Wan tersenyum. Dong Joo teringat saat ibunya sekarat berkata ingin memberikan matanya pada Soo Wan. Dong Joo menanyakan dalam hati pertanyaan Soo Wan tadi pada ibunya.


Ternyata Ji Woon meminta seorang dari bagian penyimpanan arsip pasien untuk mencari catatan ibu Dong Joo. Yang ditemukan hanya catatan dasar, rincian grafik tidak ada baik asli maupun copy-an. Ji Woon heran.
Ibunya Ji Woon tahu kalau Ji Woon mencari sesuatu yang tidak berguna menurutnya. Ji Woon mendengar sesuatu yang aneh tentang mantan calon ayah mertuanya dan Dong Joo. Itu juga berhubungan dengan Soo Wan yang telah menjadi kompas hidupnya. Ibunya marah mengatakan kalau kompas itu sudah rusak dan mengatakan Soo Wan, Dong Joo, dan direktur Yoon harus lenyap dari kehidupan mereka (Ji Woon dan ibunya). Ji Woon curiga dan bertanya "Kejadian itu...ibu tahu semuanya, kan?"


Min Soo melihat detektif Kim, menanyak siapa yang melakukannya. Ya tentu detektif tidak tahu, yang pasti dia mendapatkan sesuatu, yaitu dia telah semakin dekat ke barang bukti, mobil bekas. Dia meminta Min Soo mencari mobil bekas itu. (ternyata buku catatan detektif tidak diambil).


Para staf UGD segan untuk pulang lebih dulu daripada Ji Woon yang dari tadi tidak keluar dari ruangannya. Ji Woon sedang memikirkan semua yang telah ibunya ketahui. Tentu awalnya dia tidak percaya. Akhirnya dia keluar dari ruangannya untuk menemui Dong Joo.


Ji Woon mengatakan apa yang dia ketahui. Dong Joo terkejut, meminta untuk menghilangkan ingatan tentang itu. Ji Woon berkata yang harus menghilang adalah Dong Joo, jika Dong Joo benar-benar mencintai Soo Wan, Dong Joo tidak akan menempatkan Soo Wan dalam neraka. Dong Joo berkata Soo Wan tidak akan tahu, dia akan melindunginya, lalu dia pergi.

Hye Joo dan Soo Wan bertemu di kafe. Hye Joo khawatir dengan sikap aneh abangnya yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dia merasa masalah abangnya sangat berat, sehingga dia takut untuk bertanya. Dia meminta Soo Wan untuk menanyakannya dan menjaga abangnya.
Soo Wan pulang memikirkan sikap-sikap aneh Dong Joo belakangan ini, mungkin cerita Min Soo juga penyebab sikap aneh Dong Joo.


Esok hari, Dong Joo yang masih melamun di tempat tidur, mendapat sms dari Soo Wan,'aku di depan rumah. Bisa kau keluar?'
Dong Joo pun keluar, Hye Joo yang melihatnya tersenyum.
Soo Wan meminjam mobil Dong Joo. Dong Joo bertanya kemana mereka akan pergi? Soo Wan jawab mencari Dong Joo.

Soo Wan dan Dong Joo berjalan di jalan setapak.  Soo Wan menggandeng tangan Dong Joo dan berkata saat Dong Joo menghilang, dia merasa takut Dong Joo pergi lagi. Tapi setelah Dong Joo kembali, dia merasa Dong Joo terlihat asing baginya. Setelah dia melihat cincinnya, dia yakin, Dong Joo tidak akan pergi tanpa seizinnya. Seolah cincin itu mengatakan Dong Joo akan tetap berada di sisinya.


Sepertinya mereka akan bermalam di sebuah rumah. Melihat banyak buku di rumah tsb, Soo Wan teringat dulu Dong Joo membaca buku dan film untuknya. Walau suara Dong Joo yang terjelek di dunia tapi itu tipe Soo Wan. Soo Wan meminta Dong Joo membacakan buku untuknya malam itu.


Dong Joo membacakan puisi. Isinya:
Aku minta maaf, Ada gunung di ujung jalan
Ada gunung di ujung jalan.
Di ujung jalan, ada gunung.
Di ujung gunung, ada kau.
Aku membenamkan kepalaku di antara lututmu, dan menangis.
Aku minta maaf.
Aku mencintaimu, aku minta maaf.
Dong Joo menangis, mengingat masa sedih bersama Soo Wan dulu. Soo Wan bangun mengatainya cengeng. Dong Joo beralasan karena Soo Wan memintanya membaca puisi sedih.
Dari mata mereka berbagi kesedihan, lalu berciuman.


Paginya, Soo Wan bangun meraba tempat tidurnya, tidak ada Dong Joo di sana. Dong Joo sedang memasak sarapan, Soo Wan jalan pelan-pelan mendekati Dong Joo, lalu memeluknya dari belakang. Suasana bahagia menyelimuti mereka.


Ji Woon di galeri memandang lukisan favoritnya. Dia memikirkan percakapannya dengan Dong Joo malam itu. Ibunya datang.
Mereka berbicara di luar galeri. Ji Woon ingin memastikan dr. Choi dapat dipercaya atau tidak agar Soo Wan tidak dengar masalah itu. Dia tidak ingin Soo Wan sengsara, karena dia masih mencintai Soo Wan. Ji Woo juga meminta ibunya tidak mencampuri hatinya lagi. Jelas sekali ibunya terkejut.


Dong Joo mengantar Soo Wan pulang. Melihat sikap Dong Joo, Dong Joo telah kembali.
Ji Woon melihat mereka dari jauh.

Panggilan darurat untuk petugas 119 tim medis, dari tempat tinggal lama Teddy. Seorang nenek pingsan karena glukosanya rendah. Ternyata si nenek minta dibelikan es krim.
Mereka bertiga makan es krim di taman rumah nenek itu. Si nenek minta nomor telepon Teddy, agar mudah menghubunginya.


Dong Joo menjenguk detektif Kim. Dia merasa bersalah itu semua karena kasus ibunya diselidiki kembali. Detektif Kim memberitahu Dong Joo kalau kasus ini bukan kasus biasa. Dong Joo malah menyuruhnya berhenti. Tentu Min Soo sangat marah. Dong Joo beralasan dia dan Soo Wan akan pindah ke Amerika, dia tidak ingin masa depannya terganggu dengan masa lalu. Toh ibunya juga tidak akan hidup lagi.
Sepergi Dong Joo, detektif Kim ingin tetap meneruskan kasus itu karena sekarang bukan masalah Dong Joo lagi, tapi masalahnya dan Min Soo. Min Soo mengiyakan.


Dong Joo menemui direktur di ruangannya.
Min Soo memberikan Soo Wan kotak berisi berkas-berkas kasus ibunya Dong Joo. Min Soo menceritakan keinginan Dong Joo menutup kasus itu. Soo Wan akan bicara dengan Dong Joo mengenai masalah ini.
 Soo Wan meletakkan kotak itu di ruangan Dong Joo. Dia membuka kotak itu, dan ingin melihat buku catatan yang terletak paling atas. Tapi dia meletakkan kembali buku itu, dan melihat-lihat kertas di bawah buku itu.

Dong Joo meminta direktur untuk meyakin Soo Wan untuk pergi ke Amerika. Direktur masih menanyakan alasan lain dari keputusan Dong Joo yang tiba-tiba. Dong Joo beralasan RS Boston memintanya cepat kembali. Dong Joo pamit, sebelumnya dia juga meminta direktur tidak minum lagi karena dia tidak bisa merawat direktur. Direktur terlihat belum puas dengan jawaban Dong Joo.


 Dalam perjalanan pulang, Dong Joo bertanya-tanya dalam hati, apakah rasa sakit itu akan hilang walaupun mereka hidup terpisah. Akankah dia memanggil direktur dengan panggilan 'ayah' lagi?

 Sampai di ruangannya, Dong Joo melihat kotak berkas kasus ibunya. Dia memeriksa kotak tersebut. Dia terlihat heran kenapa kotak itu ada di kantornya. Dia menelpon Soo Wan.

Telepon Soo Wan berdering di kamarnya, tapi Soo Wan tidak mengangkatnya. Soo Wan duduk di lantai sebelah tempat tidurnya.
 Kamera bergeser ke meja Soo Wan yang terdapat laporan forensik ibunya Dong Joo, Yoo Jung Hwa, yang telah melakukan transplantasi kornea.



Komentar:

Inilah melodrama Korea. Kisah cinta menyakitkan kedua belah pihak. Mereka sangat-sangat merasa berada dalam neraka. Tidak hanya dua pihak yang saling mencintai tapi yang memiliki cinta sepihak pun juga merasakannya.

Dari episode sebelumnya, Dong Joo sudah merasakan berada dalam neraka, di akhir episode ini memperlihatkan Soo Wan yang akan merasa berada dalam nereka. Kemungkinan selanjutnya Ji Woon, jika dia tau ibunya yang menyebabkan semuanya.

Tokoh-tokoh dalam drama ini, jika sedang gundah dan punya masalah, mereka sangat-sangat terlihat lesu, letih, lemah dan lunglai. Yang anehnya bahasa tubuh mereka sama. Lihatlah Dong Joo dan Ji Woon! Begitu juga direktur Yoon.

Seingatku ruangan kerja direktur Yoon di rumah , berada di lantai satu (di sebelah kiri pintu masuk),sebelah kanan kamar tidur direktur Yoon. Tapi kenapa direktur Yoon sering muncul di lantai dua ya? Terus Dong Joo sering melihat ke ruangan lantai dua jika iya memikirkan direktur Yoon.
Aku rasa ruangan atas itu hanya untuk tempat minum-minum direktur Yoon.
Tapi di episode ini Dong Joo melihat ke ruangan bawahnya, tempat kerja direktur Yoon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar